Friday, January 05, 2007
Wednesday, January 03, 2007
Membaca dan Menulis Seasyik Bermain (III)
20. Membaca Bersama Anak dengan Riang Gembira
Penawaran produk barang dan jasa dijumpai dimana-mana. Hal ini menjadikan kita hidup dalam lingkungan yeng penuh iklan. Iklan-iklan tersebut dapat menjadi media bantu untuk memberikan pengalaman pra-membaca yang menyenangkan.
Aktivitas membaca bersama dapat terus ditingkatkan dengan membaca buku, majalah, koran atau apa pun, yang penting bersama-sama orang tua dan anak-anak. Perlu diingat aktivitas ini bukan untuk menekananak agar membaca, melainkan untuk mendrong mereka mengaitkan aktivitas membaca dengan pikiran dan suasana positif.
VI. Mengefektifkan Dongeng
21. Ajak Anak Bercerita
Dorong keberanian anak mengucapkan ide dengan bercerita kepada orang tua, biarkan anak bercerita kepada mainannya. Selain itu orang tua juga bisa meminta anak membacakan bukunya/mendongeng.Simak cerita mereka dengan perhatian dan kegembiraan. Tahan dulu kritikan, atau rasa geli saat menilai dan mendengarkannya. Beri pujian dan saran yang membangun tapi tidak dibuat-buat. pujian akan membuat anak merasa dihargai dan lebih termotivasi. Kebiasaan mendongeng akan menjadikan anak berani mengungkapkan ide dan belajar berpikir runtut dengan alur teratur
22. Rutin Bercerita
Rutin bercerita kepada anak-anak sejak masih bayi, misal setiap malam sebelum anak tidur. Karena anak-anak lebih mudah dipengaruhi saat menjelang tidur, saat itulah waktunya memasukkan nilai-nilai kehidupan, seprti kesetiakawanan, keberanian, kejujuran, tanggung jawab, kemandirian, cinta kasih, dan persahabatan.
Setelah mendengar cerita, anak akan lebih mudah dirangsang untuk membuat cerita sendiri atau meneruskan cerita yang didengarnya.
23. "Menggantung" Cerita
Coba baca sebuah buku cerita atau buat cerita versi orang tua, tapi jangan dituntaskan! Mintalah anak-anak melanjutkannya. Miarkan imajinasi mereka mengalir. Kalau perlu, setelah merekan menyambungnya, Anda sambung lagi cerita yang mereka buat, demikian bergantian seterusnya.
Cerita sambung menyambung seperti ini, hampir dapat dipastikan amburadul dan ridak fokus. Tidak apa-apa. Target orang tua adalah menjadikan anak-anak senang dan berani memulai.
Selain itu orang tua juga bisa mengajak anak-anak untuk senantiasa berpikir dengan mengandaikan sesuatu. Dan mengajak anak-anak untuk memikirkan sesuatu yang terjadi si dekitar mereka, juga merupakan cara yang cukup efektif.
24. Merekam Celoteh Anak
Untuk anak-anak yang belum bisa atau belum lancar menulis, tetapi sudah banyak mengungkapkan gagasan melalui lisan, salah satu cara yang bisa dimanfaatkan adalah merekam celoteh mereka. Pada saatmya nanti, ketika mereka sudah lancar menulis atau mengetik di komputer, celotehan itu bisa diputar ulang untuk dituangkan dalam tulisan. Jika perlu, beri kata pengantar, seolah-lah orang tua sebagai naratornya dan si kecil tokoh utamanya.
VI. Fasilitasi Sesuai Kemampuan
25. Tak Ada rotan, Akar Pun Jadi: Kertas Daur Ulang
Sediakan kardus khusus yang berisi kertas, bukan kertas baru tapi kertas bekas.Dengan begitu tidak ada alasan berat untuk menyediakan anggaran khusus pembelian kertas.Selain itu orang tua dapat mengajarkan kepada anak-anak untuk memanfaatkan apa yang ada disekitar mereka, sekaligus menerapkan prinsip hemat.Dengan itu orang tua juga bisa menularkan prinsip fungsional. Media penyaluran ide tidak harus kertas kosong dan tidak harus baru.
26. Sediakan Diari dan Notes Sesuai Pilihan Anak
Selain kertas "apa adanya", sekali-kali orang tua juga perlu membiarkan anak memilih fasilitas menarik. Misalnya diari.Diari tidak harus mahal.Bukan hanya gambar dan aksesorinya yang menjadi daya tarik, melainkan gungsinya; untuk menulis, bercerita, atau curhat.
Notes atau diaru berukuran saku, juga perlu dimiliki anak-anak. Sehingga, setiap mereka bepergian, buku tersebut dapat dibawa. Doronglah anak-anak untuk menuliskan kejadian yang menarik perhatian mereka selama di perjalanan. Apa yang ditulis tidak harus berbentuk cerita. Ungkapan hati, ide, rencana-rencana, apa pun, biarkan mereka menulis semuannya secara bebas.
27. Perlukah Bimbingan Khusus Tulis-Menulis?
Aini (Putri dari Ibunda Aini) menulis sebagai ungkapan spontan atas kejadian yang dialaminya. Bisa juga sebagai hasil imajinasi dan informasi yang diperolehnya setelah membaca buku. Kemudian imajinasi dan informasi tersebut diolah kembali, dipadukan dengankenyataan yang dilihatnya sehari-hari.
Aini tidak pernah mengikuti pelatihan jurnalistik atau kursus jurnalistik. Aini justru mengalami pelatihan-pelatihan itu bersama keluarga (dan juga sekolah). Menurut Ibunda Aini, suasana yang kondusiflah yang mendukungnya untuk senang membaca, bebas berpendapat, bebas berekspresi, bebas menulis, bebas berbuat dan menentukan pilihan. Tentu saja kebebasan itu harus diiringi dengan belajar mempertanggungjawabkannya.
VII. Pancing Kreativitas Anak
28. Bikin Mading Unik di Rumah
Sejak anak-anak mulai senang sorat-coret, sediakan fasilitas mading sederhana.Mading tersebut dibuat dari gabus yang banyak dijual di toko alat tulis. Di mading itu, hasil karya terbaik anak bisa dipajang.
Upaya untuk menampilkan hasil karya anak secara atrkatif, akan membangun citra diri dan self-confidence anak. Ketika hasi karya mereka apa pun bentuknya dipajang dan menjadi perhatian, mereka mendapat kesan bahwa lingkungan mengahargai hasil karyanya. Penghargaan ini akan terus memberi motivasi kepada mereka untuk melakukan yang lebih baik.
29. Bikin Buku Sendiri
Disekitar kita banyak informasi berceceran; dikoran, tabloid, majalah, kalender, dan lain-lain. Guntinglah artikel atau gambar yang menarik dari media cetak tersebut! Biarkan anak-anak memilih sendiri, kemudian menempelnya di buku.
Bantu anak-anak mengklasifikasi artikel sesuai topik yang mereka inginkan atau butuhkan! Namun, biarkan mereka berkreasi sendiri dengan gambar dan aksesorinya.
30. Jangan Selalu Menjawab Pertanyaan Anak
Sangat bagus kalau anak banyak bertanya. ini menunjukkan bahwa mereka peduli dengan apa yang terkjadi di lingkungan mereka. Berarti, otak mereka terus berjalan, akal m,ereka terus berkembang. Manfaatkan peluang emas ini!
Ada pertanyaan yang orang tua ketahui jawabannya, ada juga yang tidak. Tidak perlu mengakui jika memang tidak tahu.
Ibunda Aini menjadikan ketidaktahuannya-terhadap apa yang ditanyakan anak-anak-untuk menyadarkan anak-anak bahwa kita semua adalah manusia pembelajar. Dengan bersikap demikian, orang tua telah mengajari anak-anak kejujuran, sportivitas, kemampuan mengakui kelemahan diri, dan yangterpenting; kemauan belajar!
Kalaupun orang tua tahu jawabannya, jangan dibiasakan memberi jawaban "instan". Andaikan jawaban dari pertanyaan itu ada sepuluh, cobalah beri dua saja. Untuk sisanya ajaklah anak-anak untuk mencari bersama-sama.
31. Pancing Terus Analisanya
Ibunda Aini sering mengajak anak-anak menganalisa fenomena yang terjadi di sekitar mereka. Tentu analisanya sederhana dan boleh jadi jauh dari sempurna. Tidakperlu ada target, kecuai keberanian mereke untuk berpendapat. Pemberian kesempatan untuk ikut memberikan analisis, akan membuat anak-anak percaya diri. Mereka bangga dilibatkan dalam forum diskusi orang yang lebih tua.
Penyampaian argumentasi dan analisis yang beragam anatar satu anak dengan anak yanglain, akan mengajari naka-naak untuk saling menghargai perbedaan pendapat.
Pemberian kesempatan untuk menganalisis, Insya Allah akan sangat bermanfaat pada saat anak-anak berkesempatan untuk menulis. Mereka akan menulis secara runtut, dengan kaidah sebab akibat yang logis dan berani.
32. Rangsang Keingintahuannya
Jika anak-anak belum tampak memikirkan banyak fenomena alam yang seharusnya menyisakan pertanyaan di benak mereka, bersikaplah proaktif dengan melemparkan "pancingan". Lontarkan pertanyaan-pertanyaan secara sengaja!Lanjutkan dengan mengajak anak berandai-andai.
Keingintahuan anak bisa terpuaskan saat anak menemukan apa yang dicarinya di buku atau media lainya. Anak pasti merasa puas karena bisa menemukannya sendiri. Anak akan merasakan betapa bermanfaatnya buku.
33. Beri Ruang untuk Kebebasan Berekspresi
Untuk menjadikan anak-anak berkarya dengan spontan, bebas, lepas, dan mengalir tanpa hambatan, orang tua tidak perlu memberi banyak batasan.Biarkan anak-anak mengungkapkan isi hati dan pikirannya. Beri uang yang cukup agar anak-anak bebas berekspresi. Setelah semua plong, baru orang tua mengomentari dengan nada positif dan membangun.
Diskusikan apa yang dilakukan anak. Masukkan nilai-nilai yang kita anggap perlu. Namun, jangan memaksakan kehendak! Jangan terburu nafsu, atau menargetkan anak-anak harus seratus persen seperti orang tua mereka! Biarkan dulu mereka berkembang. Yang penting, jangan karena alasan anak-anak susah diatur, kemudian orang tua mengabaikan pengarahan dan proses diskusi. Anak perlu terus dibimbing.
Read more!
Penawaran produk barang dan jasa dijumpai dimana-mana. Hal ini menjadikan kita hidup dalam lingkungan yeng penuh iklan. Iklan-iklan tersebut dapat menjadi media bantu untuk memberikan pengalaman pra-membaca yang menyenangkan.
Aktivitas membaca bersama dapat terus ditingkatkan dengan membaca buku, majalah, koran atau apa pun, yang penting bersama-sama orang tua dan anak-anak. Perlu diingat aktivitas ini bukan untuk menekananak agar membaca, melainkan untuk mendrong mereka mengaitkan aktivitas membaca dengan pikiran dan suasana positif.
VI. Mengefektifkan Dongeng
21. Ajak Anak Bercerita
Dorong keberanian anak mengucapkan ide dengan bercerita kepada orang tua, biarkan anak bercerita kepada mainannya. Selain itu orang tua juga bisa meminta anak membacakan bukunya/mendongeng.Simak cerita mereka dengan perhatian dan kegembiraan. Tahan dulu kritikan, atau rasa geli saat menilai dan mendengarkannya. Beri pujian dan saran yang membangun tapi tidak dibuat-buat. pujian akan membuat anak merasa dihargai dan lebih termotivasi. Kebiasaan mendongeng akan menjadikan anak berani mengungkapkan ide dan belajar berpikir runtut dengan alur teratur
22. Rutin Bercerita
Rutin bercerita kepada anak-anak sejak masih bayi, misal setiap malam sebelum anak tidur. Karena anak-anak lebih mudah dipengaruhi saat menjelang tidur, saat itulah waktunya memasukkan nilai-nilai kehidupan, seprti kesetiakawanan, keberanian, kejujuran, tanggung jawab, kemandirian, cinta kasih, dan persahabatan.
Setelah mendengar cerita, anak akan lebih mudah dirangsang untuk membuat cerita sendiri atau meneruskan cerita yang didengarnya.
23. "Menggantung" Cerita
Coba baca sebuah buku cerita atau buat cerita versi orang tua, tapi jangan dituntaskan! Mintalah anak-anak melanjutkannya. Miarkan imajinasi mereka mengalir. Kalau perlu, setelah merekan menyambungnya, Anda sambung lagi cerita yang mereka buat, demikian bergantian seterusnya.
Cerita sambung menyambung seperti ini, hampir dapat dipastikan amburadul dan ridak fokus. Tidak apa-apa. Target orang tua adalah menjadikan anak-anak senang dan berani memulai.
Selain itu orang tua juga bisa mengajak anak-anak untuk senantiasa berpikir dengan mengandaikan sesuatu. Dan mengajak anak-anak untuk memikirkan sesuatu yang terjadi si dekitar mereka, juga merupakan cara yang cukup efektif.
24. Merekam Celoteh Anak
Untuk anak-anak yang belum bisa atau belum lancar menulis, tetapi sudah banyak mengungkapkan gagasan melalui lisan, salah satu cara yang bisa dimanfaatkan adalah merekam celoteh mereka. Pada saatmya nanti, ketika mereka sudah lancar menulis atau mengetik di komputer, celotehan itu bisa diputar ulang untuk dituangkan dalam tulisan. Jika perlu, beri kata pengantar, seolah-lah orang tua sebagai naratornya dan si kecil tokoh utamanya.
VI. Fasilitasi Sesuai Kemampuan
25. Tak Ada rotan, Akar Pun Jadi: Kertas Daur Ulang
Sediakan kardus khusus yang berisi kertas, bukan kertas baru tapi kertas bekas.Dengan begitu tidak ada alasan berat untuk menyediakan anggaran khusus pembelian kertas.Selain itu orang tua dapat mengajarkan kepada anak-anak untuk memanfaatkan apa yang ada disekitar mereka, sekaligus menerapkan prinsip hemat.Dengan itu orang tua juga bisa menularkan prinsip fungsional. Media penyaluran ide tidak harus kertas kosong dan tidak harus baru.
26. Sediakan Diari dan Notes Sesuai Pilihan Anak
Selain kertas "apa adanya", sekali-kali orang tua juga perlu membiarkan anak memilih fasilitas menarik. Misalnya diari.Diari tidak harus mahal.Bukan hanya gambar dan aksesorinya yang menjadi daya tarik, melainkan gungsinya; untuk menulis, bercerita, atau curhat.
Notes atau diaru berukuran saku, juga perlu dimiliki anak-anak. Sehingga, setiap mereka bepergian, buku tersebut dapat dibawa. Doronglah anak-anak untuk menuliskan kejadian yang menarik perhatian mereka selama di perjalanan. Apa yang ditulis tidak harus berbentuk cerita. Ungkapan hati, ide, rencana-rencana, apa pun, biarkan mereka menulis semuannya secara bebas.
27. Perlukah Bimbingan Khusus Tulis-Menulis?
Aini (Putri dari Ibunda Aini) menulis sebagai ungkapan spontan atas kejadian yang dialaminya. Bisa juga sebagai hasil imajinasi dan informasi yang diperolehnya setelah membaca buku. Kemudian imajinasi dan informasi tersebut diolah kembali, dipadukan dengankenyataan yang dilihatnya sehari-hari.
Aini tidak pernah mengikuti pelatihan jurnalistik atau kursus jurnalistik. Aini justru mengalami pelatihan-pelatihan itu bersama keluarga (dan juga sekolah). Menurut Ibunda Aini, suasana yang kondusiflah yang mendukungnya untuk senang membaca, bebas berpendapat, bebas berekspresi, bebas menulis, bebas berbuat dan menentukan pilihan. Tentu saja kebebasan itu harus diiringi dengan belajar mempertanggungjawabkannya.
VII. Pancing Kreativitas Anak
28. Bikin Mading Unik di Rumah
Sejak anak-anak mulai senang sorat-coret, sediakan fasilitas mading sederhana.Mading tersebut dibuat dari gabus yang banyak dijual di toko alat tulis. Di mading itu, hasil karya terbaik anak bisa dipajang.
Upaya untuk menampilkan hasil karya anak secara atrkatif, akan membangun citra diri dan self-confidence anak. Ketika hasi karya mereka apa pun bentuknya dipajang dan menjadi perhatian, mereka mendapat kesan bahwa lingkungan mengahargai hasil karyanya. Penghargaan ini akan terus memberi motivasi kepada mereka untuk melakukan yang lebih baik.
29. Bikin Buku Sendiri
Disekitar kita banyak informasi berceceran; dikoran, tabloid, majalah, kalender, dan lain-lain. Guntinglah artikel atau gambar yang menarik dari media cetak tersebut! Biarkan anak-anak memilih sendiri, kemudian menempelnya di buku.
Bantu anak-anak mengklasifikasi artikel sesuai topik yang mereka inginkan atau butuhkan! Namun, biarkan mereka berkreasi sendiri dengan gambar dan aksesorinya.
30. Jangan Selalu Menjawab Pertanyaan Anak
Sangat bagus kalau anak banyak bertanya. ini menunjukkan bahwa mereka peduli dengan apa yang terkjadi di lingkungan mereka. Berarti, otak mereka terus berjalan, akal m,ereka terus berkembang. Manfaatkan peluang emas ini!
Ada pertanyaan yang orang tua ketahui jawabannya, ada juga yang tidak. Tidak perlu mengakui jika memang tidak tahu.
Ibunda Aini menjadikan ketidaktahuannya-terhadap apa yang ditanyakan anak-anak-untuk menyadarkan anak-anak bahwa kita semua adalah manusia pembelajar. Dengan bersikap demikian, orang tua telah mengajari anak-anak kejujuran, sportivitas, kemampuan mengakui kelemahan diri, dan yangterpenting; kemauan belajar!
Kalaupun orang tua tahu jawabannya, jangan dibiasakan memberi jawaban "instan". Andaikan jawaban dari pertanyaan itu ada sepuluh, cobalah beri dua saja. Untuk sisanya ajaklah anak-anak untuk mencari bersama-sama.
31. Pancing Terus Analisanya
Ibunda Aini sering mengajak anak-anak menganalisa fenomena yang terjadi di sekitar mereka. Tentu analisanya sederhana dan boleh jadi jauh dari sempurna. Tidakperlu ada target, kecuai keberanian mereke untuk berpendapat. Pemberian kesempatan untuk ikut memberikan analisis, akan membuat anak-anak percaya diri. Mereka bangga dilibatkan dalam forum diskusi orang yang lebih tua.
Penyampaian argumentasi dan analisis yang beragam anatar satu anak dengan anak yanglain, akan mengajari naka-naak untuk saling menghargai perbedaan pendapat.
Pemberian kesempatan untuk menganalisis, Insya Allah akan sangat bermanfaat pada saat anak-anak berkesempatan untuk menulis. Mereka akan menulis secara runtut, dengan kaidah sebab akibat yang logis dan berani.
32. Rangsang Keingintahuannya
Jika anak-anak belum tampak memikirkan banyak fenomena alam yang seharusnya menyisakan pertanyaan di benak mereka, bersikaplah proaktif dengan melemparkan "pancingan". Lontarkan pertanyaan-pertanyaan secara sengaja!Lanjutkan dengan mengajak anak berandai-andai.
Keingintahuan anak bisa terpuaskan saat anak menemukan apa yang dicarinya di buku atau media lainya. Anak pasti merasa puas karena bisa menemukannya sendiri. Anak akan merasakan betapa bermanfaatnya buku.
33. Beri Ruang untuk Kebebasan Berekspresi
Untuk menjadikan anak-anak berkarya dengan spontan, bebas, lepas, dan mengalir tanpa hambatan, orang tua tidak perlu memberi banyak batasan.Biarkan anak-anak mengungkapkan isi hati dan pikirannya. Beri uang yang cukup agar anak-anak bebas berekspresi. Setelah semua plong, baru orang tua mengomentari dengan nada positif dan membangun.
Diskusikan apa yang dilakukan anak. Masukkan nilai-nilai yang kita anggap perlu. Namun, jangan memaksakan kehendak! Jangan terburu nafsu, atau menargetkan anak-anak harus seratus persen seperti orang tua mereka! Biarkan dulu mereka berkembang. Yang penting, jangan karena alasan anak-anak susah diatur, kemudian orang tua mengabaikan pengarahan dan proses diskusi. Anak perlu terus dibimbing.
Read more!
Saturday, December 30, 2006
Kembali Keperadaban
Mulai tanggal 27 Desember pagi kemarin membuka mail yahoo dan searching di google dah terasa berat, sering gagal dan mulai siang dah bener2 ndak bisa buat apa-apa lagi hanya bisa buka web lokalan saja baru kemarin sabtu tanggal 31 Desember akses internasional lancar. Seneng banget tahu klo bisa buka yahoo dkk, terasa kembali keperadaban :D, alhamdulillah sampai sekarang masih tetap lancar.
Read more!
Read more!
Monday, December 25, 2006
Tolak Tayangan Seks dan Kekerasan
Akhir -akhir ini kita dikagetkan dengan berita kematian seorang anak karena menjadi korban “smack down” temannya sendiri selain itu berita yang lebih menghenyakan lagi ada seorang bocah TK yang meninggal dengan keadaan yang mengenaskan dan menurut hasil penyelidikan ternyata aktor dibalik pembunuhan itu adalah bocah berumur 12 tahun. Dan masih banyak lagi anak-anak yang menjadi korban kekerasan yang pelakunya notabene adalah anak-anak itu sendiri. Lalu kepada siapakita minta pertanggung jawaban dari ini semua?
Sebenarnya selain tanyangan kekerasan yang merupakan tontonan wajib yang ditayangkan stasiun pertelevisian masih banyak acara-acara yang menyesatkan pemirsanya yaitu sinetron-sinetron yang alur ceritanya sangat tidak layak untuk di konsumsi khususnya oleh anak-anak dan remaja sekarang ini karena dalam sinetron itu sarat dibumbui adegan-adegan kekerasan dan adegan vulgar. Yang semuanya itu jauh dari yang namanya mendidik.
Sekarang ini banyak sinetron yang mengangkat cerita tentang remaja putri yang hamil diluar nikah. Jika tayangan seperti ini terus ditayangkan maka masyrakat akan bernggapan bahwa hamil diluar nikah adalah suatu hal yang biasa bukan lagi sesuatu yang salah, sesuatu yang melnggar agama dan norma.
Sudah sepatut nyalah kita pertanyakan ini semua pada dunia pertelevisian sebenarnya apa kontribusi mereka dalam membangun generasi bangsa ini, mendidik atau menghancurkan? Atau memang stasiun televisi memiliki dua misi mencari sensasi dan mengejar rating tinggi untuk memperoleh keuntungan ekonomis sebesar-sebesarnya itu merupakan misi utama peretelevisian dinegara ini.
Kita juga patut menanyakan kinerja dari Lembaga Sensor Film Indonesia (LSFI) apakah meraka selama ini telah benar-benar menyensor sinetron dan film yang layak tayang?
Read more!
Sebenarnya selain tanyangan kekerasan yang merupakan tontonan wajib yang ditayangkan stasiun pertelevisian masih banyak acara-acara yang menyesatkan pemirsanya yaitu sinetron-sinetron yang alur ceritanya sangat tidak layak untuk di konsumsi khususnya oleh anak-anak dan remaja sekarang ini karena dalam sinetron itu sarat dibumbui adegan-adegan kekerasan dan adegan vulgar. Yang semuanya itu jauh dari yang namanya mendidik.
Sekarang ini banyak sinetron yang mengangkat cerita tentang remaja putri yang hamil diluar nikah. Jika tayangan seperti ini terus ditayangkan maka masyrakat akan bernggapan bahwa hamil diluar nikah adalah suatu hal yang biasa bukan lagi sesuatu yang salah, sesuatu yang melnggar agama dan norma.
Sudah sepatut nyalah kita pertanyakan ini semua pada dunia pertelevisian sebenarnya apa kontribusi mereka dalam membangun generasi bangsa ini, mendidik atau menghancurkan? Atau memang stasiun televisi memiliki dua misi mencari sensasi dan mengejar rating tinggi untuk memperoleh keuntungan ekonomis sebesar-sebesarnya itu merupakan misi utama peretelevisian dinegara ini.
Kita juga patut menanyakan kinerja dari Lembaga Sensor Film Indonesia (LSFI) apakah meraka selama ini telah benar-benar menyensor sinetron dan film yang layak tayang?
Read more!
Sunday, December 24, 2006
Membaca dan Menulis Seasyik Bermain (II)
8. Siapkan Tempat Spesifik Untuk Buku-bukunya
Jika tidakada ruang khusus untuk membuat taman bacaan, tetap usahakan agar anak-anak memiliki "sudut" perpustakaan sendiri. Tulisan-tulisan penyemangat dan aneka gambar bisa mendukung anak-anak untuk senang membaca dan menulis.
9. Perkenalkan Anak-anak Pada Perpustakaan
Untuk menyiasati harga buku yang masih mahal, ajak anak-anak untuk mengunjungi perpustakaan atau taman bacaan.
10. Rutinitas Menyenangkan Jalan-jalan ke Toko Buku
Warisan orang tua yang sangat berharga untuk diturunkan ke anak adalah ilmu. Ilmu diantaranya diperoleh dari buku, maka jadikan jalan-jalan ke toko buku atau mengunjungi book fair sebagai sesuatu yang mengasyikkan, melebihi jalan-jalan ke mall.
III. Tunjukkan Arti Penting Buku
11. Gali Hobi dan Minat Anak
Untuk menunjukkan betapa pentingnya sebuah buku, tidak perlu mengatakan "Buku itu penting banget lho!". Namun, ajaklah mereka untuk merasakannya langsung dalam pengalaman sehari-hari. Berawal dari kesadaran anak-anak akan arti penting buku yang menunjang minat dan hobi, kesukaan mereka pada buku lainnya akan berkembang. Jadi, yang pertama dan utama adalah menumbuhkan minat dahulu.
12. Kado Istimewa: Buku dan Teman-temannya
Biasakan memeberikan kado berbentuk buku dan alat penunjang yang berkaitan erat dengan proses membaca dan menulis kepada anak-anak.
13. Buku: Oleh-oleh Bepergian
Mengapa harus menjadikan buku sebagai alternatif oleh-oleh bepergian? Jawabannya mudah! Siapa pun yang sedang menunggu seseorang pulang ke rumah, pasti akan senang jika dibelikan oleh-oleh, apapun itu bentuk oleh-olehnya.
14. Ajari Anak-anak Menabung Untuk Membeli Buku
Mengajari anak menabung untuk membeli buku, memberikan makna betapa pentingnya nilai sebuah buku.
15. Buku Sebagai Bekal Diperjalanan
Jadikan buku sebagai bekal perjalanan. Apa sebabnya? Banyak waktu luang yang terlewatkan begitu saja selama perjalanan. Jadi manfaatkan waktu luang itu untuk membaca.
IV. Anak Sebenarnya Hanya Perlu Contoh
16. Mulai Dari Diri Sendiri
Orang tua adalah figur pertama dan figur utama dari seorang anak. Jika kita ingin anak-anak suka membaca, pastikan kita telah memulainya. Jika tidak, nasihat-nasihat kita akan "lewat" begitu saja.
"Anak adalam manusia anti teori, mereka akan meniru apa saja yang dilihatnya"
17. Mulai Dari Rumah, Mulai Dari Sekarang
Lingkungan yang pertama kali dikenal anak-anak adalah rumah. Oleh karena itu, berikanlah yang terbaik, dimulai dari rumah, tidak ada kata terlambat, mulai dari detik ini, mulai dari diri sendiri, mulai dari rumah, dan mulai dari sekarang!
18. Tunjukkan Minat Pada Buku Secara Atraktif
Sebagian dari orang tua lebih sering menunjukkan minat terhadap aksesori daripada buku. Indikasinya, orang tua lebih sering mengajak anak-anak pergi ke mall daripada ke toko buku. Kalau saja minat yang menggebu-gebu itu diarahkan pada buku, maka anak-anak akan merasakan aura tersebut, sehingga menganggap buku sebagai sesuatu yang istimewa.
19. Baca Buku Didepan Anak
Tunjukkan keteladanan membaca, kalau perlu secara atraktif dan semua itu merupakan salah satu proses pendidikan. Pendidikan dengan contoh akan jauh lebih efektif dibanding instruksi lisan tanpa bukti.
Read more!
Jika tidakada ruang khusus untuk membuat taman bacaan, tetap usahakan agar anak-anak memiliki "sudut" perpustakaan sendiri. Tulisan-tulisan penyemangat dan aneka gambar bisa mendukung anak-anak untuk senang membaca dan menulis.
9. Perkenalkan Anak-anak Pada Perpustakaan
Untuk menyiasati harga buku yang masih mahal, ajak anak-anak untuk mengunjungi perpustakaan atau taman bacaan.
10. Rutinitas Menyenangkan Jalan-jalan ke Toko Buku
Warisan orang tua yang sangat berharga untuk diturunkan ke anak adalah ilmu. Ilmu diantaranya diperoleh dari buku, maka jadikan jalan-jalan ke toko buku atau mengunjungi book fair sebagai sesuatu yang mengasyikkan, melebihi jalan-jalan ke mall.
III. Tunjukkan Arti Penting Buku
11. Gali Hobi dan Minat Anak
Untuk menunjukkan betapa pentingnya sebuah buku, tidak perlu mengatakan "Buku itu penting banget lho!". Namun, ajaklah mereka untuk merasakannya langsung dalam pengalaman sehari-hari. Berawal dari kesadaran anak-anak akan arti penting buku yang menunjang minat dan hobi, kesukaan mereka pada buku lainnya akan berkembang. Jadi, yang pertama dan utama adalah menumbuhkan minat dahulu.
12. Kado Istimewa: Buku dan Teman-temannya
Biasakan memeberikan kado berbentuk buku dan alat penunjang yang berkaitan erat dengan proses membaca dan menulis kepada anak-anak.
13. Buku: Oleh-oleh Bepergian
Mengapa harus menjadikan buku sebagai alternatif oleh-oleh bepergian? Jawabannya mudah! Siapa pun yang sedang menunggu seseorang pulang ke rumah, pasti akan senang jika dibelikan oleh-oleh, apapun itu bentuk oleh-olehnya.
14. Ajari Anak-anak Menabung Untuk Membeli Buku
Mengajari anak menabung untuk membeli buku, memberikan makna betapa pentingnya nilai sebuah buku.
15. Buku Sebagai Bekal Diperjalanan
Jadikan buku sebagai bekal perjalanan. Apa sebabnya? Banyak waktu luang yang terlewatkan begitu saja selama perjalanan. Jadi manfaatkan waktu luang itu untuk membaca.
IV. Anak Sebenarnya Hanya Perlu Contoh
16. Mulai Dari Diri Sendiri
Orang tua adalah figur pertama dan figur utama dari seorang anak. Jika kita ingin anak-anak suka membaca, pastikan kita telah memulainya. Jika tidak, nasihat-nasihat kita akan "lewat" begitu saja.
"Anak adalam manusia anti teori, mereka akan meniru apa saja yang dilihatnya"
17. Mulai Dari Rumah, Mulai Dari Sekarang
Lingkungan yang pertama kali dikenal anak-anak adalah rumah. Oleh karena itu, berikanlah yang terbaik, dimulai dari rumah, tidak ada kata terlambat, mulai dari detik ini, mulai dari diri sendiri, mulai dari rumah, dan mulai dari sekarang!
18. Tunjukkan Minat Pada Buku Secara Atraktif
Sebagian dari orang tua lebih sering menunjukkan minat terhadap aksesori daripada buku. Indikasinya, orang tua lebih sering mengajak anak-anak pergi ke mall daripada ke toko buku. Kalau saja minat yang menggebu-gebu itu diarahkan pada buku, maka anak-anak akan merasakan aura tersebut, sehingga menganggap buku sebagai sesuatu yang istimewa.
19. Baca Buku Didepan Anak
Tunjukkan keteladanan membaca, kalau perlu secara atraktif dan semua itu merupakan salah satu proses pendidikan. Pendidikan dengan contoh akan jauh lebih efektif dibanding instruksi lisan tanpa bukti.
Read more!
Saturday, December 23, 2006
Kenakalan Anak
Apabila arti kenakalan anak disimpulkan dari contoh-contoh dan keluh-kesah para orang tua mengenai anak-anak mereka, maka kenakalan anak diartikan sebagai salah satu tingkah laku anak yang menimbulkan persoalan bagi orang lain. Akan tetapi perumusan ini masih amat luas sehingga masih bisa dipersempit lagi menjadi 2 macam sifat kenakalan, berdasarkan ringan atau beratnya akibat yang ditimbulkan, yaitu: kenakalan semu dan kenakalan nyata.
Kenakalan semu
Kenakalan semu merupakan kenakalan anak yang tidak dianggap kenakalan bagi pihak ketiga selain orang tua mereka. Menurut penilaian pihak ketiga yang tidak langsung berhubungan dengan si anak, tingkah laku anak tersebut apabila dibandingkan dengan anak sebaya di sekitarnya, walaupun agak berlebihan tetapi masih berada dalam batas-batas kewajaran dan nilai-nilai moral.
Walaupun dalam pandangan orang ketiga, kenakalan semu masih berada dalam batas-batas nilai normal dan nilai-nilai moral, namun kenakalan ini dinilai telah melewati batas kesabaran orang tua serta batas sensitivitas orang yang telah memberi penilaian. Hanya karena keterbatasan pengetahuan, menyebabkan timbulnya kekesalan, kekhawatiran dan kemarahan terhadap anak yang bertingkah laku nakal.
Sebagai contoh: Seorang anak yang selalu merusak barang/mainannya sendiri sejak kecil.
Wajar saja apabila orang tua anak tersebut khawatir akan sikap anaknya dan takut kalau kelak anak tersebut akan menjadi perusak.
Akan tetapi kekhawatiran itu akan jadi salah apabila karena "ulah" anaknya, orang tua jadi melakukan penekanan-penekanan pada sang anak. Bisa jadi akibat penekanan-penekanan yang dialaminya sewaktu kecil sang anak betul-betul menjadi seorang perusak saat ia besar nanti.
Sebenarnya kenakalan anak tidak perlu menimbulkan kekhawatiran orang tua karena justru kekhawatiran yang tidak pada tempatnya dan berlebih akan membawa pengaruh buruk bagi perkembangan anak dalam jangka panjang. Kekhawatiran-kekhawatiran yang ditunjukkan orang tua pada anaknya akan diartikan sebagai penekanan atau penolakan. Sehingga untuk mempertahankan dirinya, sang anak akan melakukan usaha dengan mempertahankan kelakuan nakalnya sebagai reaksi dari aksi yang dilakukan orang tuanya.
Kenakalan nyata
Kenakalan nyata ialah tingkah laku anak yang dinilai melanggar nilai-nilai sosial dan nilai-nilai moral, sehingga dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Tingkah laku ini sering mengkhawatirkan dan menimbulkan kegelisahan orang tua. Salah satu contoh yang sering kita jumpai sehari-hari ialah anak yang sering berbohong atau mencuri.
Apabila tingkah laku itu dilakukan anak yang masih berumur kurang dari 6 tahun, tidak perlu dikhawatirkan karena mungkin hanya disebabkan oleh kurangnya pendidikan pra sekolah. Anak belum mengetahui bahwa ia tidak boleh mengambil sesuatu milik orang lain, tanpa persetujuan pemiliknya. Hal itu mugkin terjadi karena pendidikan yang diberikan kepada anak lebih menitikberatkan pada milik bersama ketimbang hak milik perorangan. Karena itu sebaiknya sejak kecil anak diajarkan untuk mempunyai beberapa benda pribadi yang harus disimpannya sendiri dan tidak boleh diganggu-gugat oleh kakak atau adiknya. Bahkan orang tuanya pun harus memperlihatkan sikap menghormati milik pribadi sang anak. Bila perlu, maka harus meminta izin, pinjam pada si anak dengan demikian secara tidak langsung sang anak akan dapat mengetahui batasan-batasan milik bersama, milik keluarga atau miliknya sendiri.
Berbohong yang dilakukan anak kecil, juga bisa disebabkan beberapa kemungkinan. Misalnya karena anak belum bisa menggunakan kemampuan bahasa secara tepat sebagaimana pada orang dewasa. Seringkali si anak dianggap sebagai pembohong karena jawaban atas pertanyaan yang diakukan kepadanya tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Padahal sebenarnya telah terjadi kesalahpahaman antara anak dengan orang dewasa. Tanpa disadari kesalahpahaman ini terjadi karena kekurangpengertian anak terhadap perkataan orang dewasa dan sebaliknya. Hal ini dapat diatasi dengan selalu memberikan contoh atau berbuat sesuatu sesuai dengan yang diucapkan.
Sebenarnya persoalan-persoalan kenakalan ini, baik semu maupun nyata dapat saja diatasi dengan mudah, dengan syarat mau lebih menggali pengetahuan yang lebih mendalam mengenai perkembangan anak kita dan potensi kemampuan-kemampuan anak yang akan berkembang hingga terwujud kelak. Singkat kata, perhatian dan kasih sayang orang tua sangat diperlukan seorang anak untuk membentuk kepribadiannya dalam masa pertumbuhan. Dengan demikian dapat tercipta kepribadian yang selaras dengan nilai-nilai sosial dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Sumber :pikiran-rakyat
Read more!
Kenakalan semu
Kenakalan semu merupakan kenakalan anak yang tidak dianggap kenakalan bagi pihak ketiga selain orang tua mereka. Menurut penilaian pihak ketiga yang tidak langsung berhubungan dengan si anak, tingkah laku anak tersebut apabila dibandingkan dengan anak sebaya di sekitarnya, walaupun agak berlebihan tetapi masih berada dalam batas-batas kewajaran dan nilai-nilai moral.
Walaupun dalam pandangan orang ketiga, kenakalan semu masih berada dalam batas-batas nilai normal dan nilai-nilai moral, namun kenakalan ini dinilai telah melewati batas kesabaran orang tua serta batas sensitivitas orang yang telah memberi penilaian. Hanya karena keterbatasan pengetahuan, menyebabkan timbulnya kekesalan, kekhawatiran dan kemarahan terhadap anak yang bertingkah laku nakal.
Sebagai contoh: Seorang anak yang selalu merusak barang/mainannya sendiri sejak kecil.
Wajar saja apabila orang tua anak tersebut khawatir akan sikap anaknya dan takut kalau kelak anak tersebut akan menjadi perusak.
Akan tetapi kekhawatiran itu akan jadi salah apabila karena "ulah" anaknya, orang tua jadi melakukan penekanan-penekanan pada sang anak. Bisa jadi akibat penekanan-penekanan yang dialaminya sewaktu kecil sang anak betul-betul menjadi seorang perusak saat ia besar nanti.
Sebenarnya kenakalan anak tidak perlu menimbulkan kekhawatiran orang tua karena justru kekhawatiran yang tidak pada tempatnya dan berlebih akan membawa pengaruh buruk bagi perkembangan anak dalam jangka panjang. Kekhawatiran-kekhawatiran yang ditunjukkan orang tua pada anaknya akan diartikan sebagai penekanan atau penolakan. Sehingga untuk mempertahankan dirinya, sang anak akan melakukan usaha dengan mempertahankan kelakuan nakalnya sebagai reaksi dari aksi yang dilakukan orang tuanya.
Kenakalan nyata
Kenakalan nyata ialah tingkah laku anak yang dinilai melanggar nilai-nilai sosial dan nilai-nilai moral, sehingga dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Tingkah laku ini sering mengkhawatirkan dan menimbulkan kegelisahan orang tua. Salah satu contoh yang sering kita jumpai sehari-hari ialah anak yang sering berbohong atau mencuri.
Apabila tingkah laku itu dilakukan anak yang masih berumur kurang dari 6 tahun, tidak perlu dikhawatirkan karena mungkin hanya disebabkan oleh kurangnya pendidikan pra sekolah. Anak belum mengetahui bahwa ia tidak boleh mengambil sesuatu milik orang lain, tanpa persetujuan pemiliknya. Hal itu mugkin terjadi karena pendidikan yang diberikan kepada anak lebih menitikberatkan pada milik bersama ketimbang hak milik perorangan. Karena itu sebaiknya sejak kecil anak diajarkan untuk mempunyai beberapa benda pribadi yang harus disimpannya sendiri dan tidak boleh diganggu-gugat oleh kakak atau adiknya. Bahkan orang tuanya pun harus memperlihatkan sikap menghormati milik pribadi sang anak. Bila perlu, maka harus meminta izin, pinjam pada si anak dengan demikian secara tidak langsung sang anak akan dapat mengetahui batasan-batasan milik bersama, milik keluarga atau miliknya sendiri.
Berbohong yang dilakukan anak kecil, juga bisa disebabkan beberapa kemungkinan. Misalnya karena anak belum bisa menggunakan kemampuan bahasa secara tepat sebagaimana pada orang dewasa. Seringkali si anak dianggap sebagai pembohong karena jawaban atas pertanyaan yang diakukan kepadanya tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Padahal sebenarnya telah terjadi kesalahpahaman antara anak dengan orang dewasa. Tanpa disadari kesalahpahaman ini terjadi karena kekurangpengertian anak terhadap perkataan orang dewasa dan sebaliknya. Hal ini dapat diatasi dengan selalu memberikan contoh atau berbuat sesuatu sesuai dengan yang diucapkan.
Sebenarnya persoalan-persoalan kenakalan ini, baik semu maupun nyata dapat saja diatasi dengan mudah, dengan syarat mau lebih menggali pengetahuan yang lebih mendalam mengenai perkembangan anak kita dan potensi kemampuan-kemampuan anak yang akan berkembang hingga terwujud kelak. Singkat kata, perhatian dan kasih sayang orang tua sangat diperlukan seorang anak untuk membentuk kepribadiannya dalam masa pertumbuhan. Dengan demikian dapat tercipta kepribadian yang selaras dengan nilai-nilai sosial dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Sumber :pikiran-rakyat
Read more!
Friday, December 22, 2006
Membaca dan Menulis Seasyik Bermain (I)
Judul diatas merupakan judul sebuah buku karya Ibunda Aini, isi dari buku ini sangat luar biasa seperti tulisan diary seorang ibu yang peduli akan masa depan dan mendukung sepenuh hati kegiatan anaknya.Sebenarnya buku ini telah lama menghiasi tumpukan buku dirumah tapi daku sangat enggan untuk sekedar menyentuhnya walaupun adik dan mbak yang pernah membacanya selalu bilang bahwa buku ini isinya benar-benar mantap.Baru kemarin aku mencoba membukanya dari lembar pertama sampai lembar terakhir dan isinya subhanalloh sangat bagus, bahasanya jauh dari menggurui, kita akan selalu tertarik untuk membaca tiap lembar dari buku ini.Banyak pelajaran yang dapat kita terapkan dalam menumbuh kembangkan minta membaca dan menulis pada anak-anak sejak dini.
Membaca adalah aktifitas yang pertama kali diperintahkan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW. Membaca adalah kunci ilmu. Membaca adalah jendela dunia.
I. Pahami Dunia Anak
1. Asyik Bermain
Bermain jangan pernah dipisahkan dari dunia anak karena sudah menjadi kebutuhan mereka. Bermain selain mengasyikkan juga dapat merangsang perkembangan berbagai aspek : perkembangan kognitif, tubuh, emosional, sosial, serta moral kepribadian anak.
Bagaimana dengan membaca dan menulis?
Sampai saat ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa membaca itu merupakan kegiatan yang berat, serius, bahkan cenderung membebani
Bagaimana menjadikan membaca dan menulis sebagai kebutuhan anak?
Jika membaca dan menulis sudah menjadi sedemikian mengasyikkan , seasyik bermain pasti kita tidakperlu lagi capek-capek menyuruh anak belajar.Anak-anak akan menulis dan membaca dimana saja.
2. Mainan Edukatif
Rangsang anak-anak dengan mainan yang bisa mendukung proses belajar anak, terutama yang aberkaitan dengan minat baca-tulis mereka, ini dapat diciptakan sendiri dari bahan-bahan yang ada disekitar kita. Selain itu hias tempat bermain anak dengan beraneka macam poster dan gantungan beragam informasi agar anak bisa "belajar" mengenal huruf, angka, hewan, tumbuhan, alat transportasi dan sebagainya.
II. Perkenalkan Anak Pada Buku Sejak Dini
3. Memperkenalkan Buku Seperti Memperkenalkan Mainan
Anak dan mainan merupakan 2 hal yang tidak mungkin dipisahkan. Lazim jika seorang ibu menyiapkan berbagai jenis mainan untuk bayinya - untuk merangsang motorik kasar dan halus, penglihatan, pertumbuhan gigi dan sebagainya.
Apapun yang pertama kali diperkenalkan kepada bayi, itulah yang akan akrab dengannya. Apapun yang kita berikan kepada mereka, itulah yang akan melekat sampai mereka mamasuki tahun-tahun kehidupan setelahnya. Jadi, mengapa hanya memperkenalkan makanan dan mainan? mengapa tidak buku?
Dengan memperkenalkan anak pada fisik buku sejak dini, sebenarnya telah meletakkan dasar untuk menjadikan aktivitas membaca )dan menulis) seasyik bermain pada saatnya nanti. Aktivitas ini akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan mereka.
4. Siapkan Buku Dalam Jumlah Yang Cukup
Jadikan buku sebagai salah satu kebutuhan anak-anak dan masukkan buku sebagai prioritas yang penting.
5. Ke Toko Buku Loakan, Why Not?
Jika muncuk keinginan untuk membeli buku sementara uang tidak cukup juga jangan segan untuk membeli di buku loakan, selainmenghemat biaya juga bertujuan untuk mengajari aneka menghargai isi buku, bukan semata-mata cover atau tampilan luarnya. Jadi ketiadaan uang bukan alasan untuk tidak memfasilitasi anak-anak dengan bacaan bermutu.
6. Letakkan Buku Tidak Jauh Dari Tempat Bermain
Buku yang secara atraktif dipertontonkan setiap saat dihadapan anak-anak dan ditempat yang terjangkau oleh anak-anak,akan memnberi kesan positif behwa buku adalah mainan mereka.
7. Buat Taman Bacaan
Ruang kosong akan sangat bermanfaat jika dijadikan taman bacaan. Manfaatnya sangat luar biasa:
a. Dengan taman bacaan anak-anak akan punya tempat khusu untuk membaca, menulis, menggambar atau melakukan aktifitas kreatif lainnya.
b. Anak-anak bisa belajar empati kepada teman-teman yang tidak seberuntung mereka.
c. Taman bacaan, bisa mengalihkan anak-anak dari kebiasaan menonton TV disore hari ata sepulang sekolah. (bersambung)
Read more!
Membaca adalah aktifitas yang pertama kali diperintahkan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW. Membaca adalah kunci ilmu. Membaca adalah jendela dunia.
I. Pahami Dunia Anak
1. Asyik Bermain
Bermain jangan pernah dipisahkan dari dunia anak karena sudah menjadi kebutuhan mereka. Bermain selain mengasyikkan juga dapat merangsang perkembangan berbagai aspek : perkembangan kognitif, tubuh, emosional, sosial, serta moral kepribadian anak.
Bagaimana dengan membaca dan menulis?
Sampai saat ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa membaca itu merupakan kegiatan yang berat, serius, bahkan cenderung membebani
Bagaimana menjadikan membaca dan menulis sebagai kebutuhan anak?
Jika membaca dan menulis sudah menjadi sedemikian mengasyikkan , seasyik bermain pasti kita tidakperlu lagi capek-capek menyuruh anak belajar.Anak-anak akan menulis dan membaca dimana saja.
2. Mainan Edukatif
Rangsang anak-anak dengan mainan yang bisa mendukung proses belajar anak, terutama yang aberkaitan dengan minat baca-tulis mereka, ini dapat diciptakan sendiri dari bahan-bahan yang ada disekitar kita. Selain itu hias tempat bermain anak dengan beraneka macam poster dan gantungan beragam informasi agar anak bisa "belajar" mengenal huruf, angka, hewan, tumbuhan, alat transportasi dan sebagainya.
II. Perkenalkan Anak Pada Buku Sejak Dini
3. Memperkenalkan Buku Seperti Memperkenalkan Mainan
Anak dan mainan merupakan 2 hal yang tidak mungkin dipisahkan. Lazim jika seorang ibu menyiapkan berbagai jenis mainan untuk bayinya - untuk merangsang motorik kasar dan halus, penglihatan, pertumbuhan gigi dan sebagainya.
Apapun yang pertama kali diperkenalkan kepada bayi, itulah yang akan akrab dengannya. Apapun yang kita berikan kepada mereka, itulah yang akan melekat sampai mereka mamasuki tahun-tahun kehidupan setelahnya. Jadi, mengapa hanya memperkenalkan makanan dan mainan? mengapa tidak buku?
Dengan memperkenalkan anak pada fisik buku sejak dini, sebenarnya telah meletakkan dasar untuk menjadikan aktivitas membaca )dan menulis) seasyik bermain pada saatnya nanti. Aktivitas ini akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan mereka.
4. Siapkan Buku Dalam Jumlah Yang Cukup
Jadikan buku sebagai salah satu kebutuhan anak-anak dan masukkan buku sebagai prioritas yang penting.
5. Ke Toko Buku Loakan, Why Not?
Jika muncuk keinginan untuk membeli buku sementara uang tidak cukup juga jangan segan untuk membeli di buku loakan, selainmenghemat biaya juga bertujuan untuk mengajari aneka menghargai isi buku, bukan semata-mata cover atau tampilan luarnya. Jadi ketiadaan uang bukan alasan untuk tidak memfasilitasi anak-anak dengan bacaan bermutu.
6. Letakkan Buku Tidak Jauh Dari Tempat Bermain
Buku yang secara atraktif dipertontonkan setiap saat dihadapan anak-anak dan ditempat yang terjangkau oleh anak-anak,akan memnberi kesan positif behwa buku adalah mainan mereka.
7. Buat Taman Bacaan
Ruang kosong akan sangat bermanfaat jika dijadikan taman bacaan. Manfaatnya sangat luar biasa:
a. Dengan taman bacaan anak-anak akan punya tempat khusu untuk membaca, menulis, menggambar atau melakukan aktifitas kreatif lainnya.
b. Anak-anak bisa belajar empati kepada teman-teman yang tidak seberuntung mereka.
c. Taman bacaan, bisa mengalihkan anak-anak dari kebiasaan menonton TV disore hari ata sepulang sekolah. (bersambung)
Read more!